Stress terjadi karena adanya emosi negatif dan destruktifyang mengendap dan tidak bisa atau tidak mau dilepaskan dari sistem psikis
dengan alasan tertentu. Emosi muncul karena pikiran memberikan “makna tertentu”
pada suatu peristiwa atau kejadian.
Emosi yang terperangkap dalam diri seseorang membutuhkan
resolusi, jalan keluar, ini adalah sifat alami emosi. Pikiran bawah sadar
sangat mengerti pentingnya resolusi trauma namun pikiran bawah sadar bukanlah
problem solver. Emosi tidak pernah padam, Kita kubur emosi ini namun ia akan
terus tetap hidup. Semakin intens emosi berarti semakin besar kobaran api,
semakin panaslah tungku mental kita dan semakin dahsyat ledakan yang bisa
terjadi.
Banyak orang tidak mengerti bahwa setiap emosi, baik positif
maupun negatif yang dirasakan mengandung pesan yang spesifik. Ini semacam pesan
yang dikirim oleh pikiran bawah sadar ke pikiran sadar. Secara perbandingan
kekuatan pikiran bawah sadar 88% dan pikiran sadar 12 % (artinya 9:1). Satu hal
yang patut diperhatikan semua emosi pada dasarnya baik dan bermanfaat.
Disini akan di jelaskan mengenai emosi dan bagaimana pikiranmemaknai emosi tersebut :
• Marah :
Merasa telah diperlakukan secara tidak adil
• Rasa
Bersalah : Merasa telah berlaku tidak adil terhadap orang lain, melanggar nilai
moral atau agama
• Takut :
Merasa sesuatu yang buruk akan terjadi di masa depan atau perasaan antisipasi
• Frustasi
: Apa yang dilakukan tidak berhasil, cari atau gunakan cara lain.
• Kecewa :
Apa yang diinginkan tidak bisa terwujud
• Sedih :
Kehilangan sesuatu yang berharga
• Kesepian
: membutuhkan relasi/interaksi yang bermakna
• Rasa
Tidak mampu : Merasa ada. yang salah dengan diri sendiri
• Stress :
Perasaan tertekan, tak berdaya, overload.
• Rasa
Bosan : Kurang tantangan atau monoton
• Depresi :
STOP ! Jangan diteruskan, terlalu menyakitkan
Pandangan umum emosi di masyarakat ada dua jenis emosi,
emosi positif dan negatif. Emosi dikatakan positif bila membuat kita merasa senang,
bahagia atau nyaman, sebaliknya emosi negatif bila membuat menderita dan tidak
nyaman.
Emosi Positif : dihargai, diterima, dipercaya, disayangi,
dicintai, tenang, nyaman, santai, aman, damai, yakin, besar hati, berani,
bangga, tegas, antusias, puas, bersemangat, senang/gembira, bahagia.
Emosi Negatif : Marah, jengkel, kecewa, terluka, sakit hati,
malu, bosan, dendam, prihatin, khawatir, takur, cemas, gelisah, ragu, putus
asa, bingung, kecil hati, benci, tersinggung, terhina, menyesal, perasaan
bersalah, kasihan, bodoh, ditolak, diabaikan, terbuang, ditinggalkan, frustasi,
sedih, kesepihan, kepahitan, benci, tidak suka, tidak berharga/tidak bernilai,
tertekan, tidak bahagia, tidak berdaya, depresi.
Emosi ini terjadi tidak hanya di “hati” atau “pikiran” saja,
akan tetapi dalam bentuk reaksi kimia yang terjadi ditubuh dan otak. Hal ini
terjadi pada level Organ-Lambung, jantung, otot-otot besar, dan bagian tubuh
lainnya bahkan pada level sel.
Penelitian yang dilakukan oleh Harvard Medical School
terdapat 1.623 orang selamat dari serangan jantung. Menyimpulkan bahwa
kemarahan yang dipicu oleh konflik emosi mengakibatkan meningkatnya resiko
terkena serangan jantung menjadi dua kali lebih tinggi dibandingkan orang yang
tetap tenang.
The Harvard School of Public Health melakukan penelitian
yang berlangsung selama dua puluh satu tahun dan melibatkan 1.700 pria lanjut
usia, menemukan bahwa mereka yang cemas tentang kondisi sosial, kesehatan dan
keuangan pribadi mengalami peningkatan significant resiko mengalami penyakit
jantung.
Penelitian terhadap 202 wanita profesional menemukan bahwa
ketegangan antara karier dan komitmen terhadap pasangan hidup, anak, dan rekan
adalah faktor yang berhubungan dengan sakit jantung pada wanita.
SEMOGA BERMANFAAT!
No comments:
Post a Comment